Saturday, March 31, 2012
TIPS GAUL KEPRIBADIAN
Friday, March 30, 2012
MITOS-MITOS SEPUTAR CINTA
Ternyata menurut penelitian, cinta pada pandangan pertama tidak bisa dikategorikan sebagai cinta sejati, karena lebih banyak terdiri dari ‘emosi cinta’nya daripada ‘cinta’nya sendiri. Perasaan atu emosi cinta yang dimaksud adalah perasaan atau hormon yang meluap-luap karena terpancing oleh hal-hal yang baru dan menarik hati.
Contohnya waktu orang melihat suatu hal yang baru dan menarik, kita akan terpesona dan mengaguminya begitu rupa, tapi nggak lama kemudian perasaan terpesona itu akan berganti dengan perasaan biasa-biasa saja. Itulah yang dimaksud dengan ‘perasaan/emosi cinta’, dan itu bukan cinta yang sesungguhnya.
Kita harus membedakan cinta sejati dengan perasaan gairah romantis atau seksual, supaya kita tidak mudah terjebak di dalamnya. Soalnya perasaan deg-degan, getaran-getaran aneh, kebawa ngimpi, itu nggak selalu berarti cinta yang sebenarnya, tapi bisa dibilang kita lagi dipenuhi sama ‘perasaan atau emosi cinta’. Survey membuktikan, ‘perasaan atau emosi cinta’ tidak bertahan lama, hanya bertahan rata-rata 6 bulan dalam pernikahan.
Kalo yang namanya ‘cinta sejati’ nggak ada yang instant, ‘cinta sejati’ timbul lewat suatu proses, diuji lewat banyak hal, terutama hal yang nggak enak.
‘Cinta sejati’ dan ‘perasaan cinta’ (kasmaran atau mabuk kepayang) gampang dibedain.
Wah, ternyata nggak gitu lho! Orang kalo lagi dikuasain sama ‘perasaan cinta’, seringkali orang itu jadi bener-bener ‘buta’, nggak bisa dikasih tahu lagi. Satu-satunya nasehat yang bisa diberikan adalah: ‘Perasaan kita sering salah! Karena itu jangan membuat keputusan penting secara buru-buru, atau hanya mengikuti perasaan hati. Ambil waktu untuk mengujinya dalam Tuhan dengan tenang’.
Hanya ada satu cara buat bedain cinta sejati dengan cinta kasmaran: ‘cinta sejati akan terbukti lewat waktu’. Jadi jangan buru-buru, ambil waktu tenang dulu, doa sungguh-sungguh, pikirkan baik-baik, biarkan waktu menunjukkan pada kita apakah cinta itu berkurang atau tidak. Setelah yakin baru deh bertindak.
Cinta yang sejati akan tetap indah seumur hidup.
Eit, entar dulu! Filsuf-filsuf bilang bahwa ‘cinta itu seperti gelas, mudah sekali pecah’. Bahkan cinta sejati sekali pun tetap merupakan sesuatu yang rapuh, jadi harus terus dipelihara, dikembangkan, dan dilindungi supaya jangan punah. Cinta sejati yang mula-mula mungkin bisa berkurang karena masalah-masalah hidup atau karena rutinitas dalam hidup ini. Karena itu libatin Tuhan deh! Dia bisa pulihin hati kita dan memperbarui terus cintamu sehingga cinta sejati itu bisa terus bertahan, bahkan berkembang.
Pasangan yang dari Tuhan nggak pernah bertengkar.
Salah lagi! Nggak ada pasangan yang nggak pernah bertengkar, justru bertengkar itu nunjukin bahwa mereka masih hidup, dan pertengkaran justru bisa bikin pasangan tambah ‘apet’ asal punya ‘tehnik bertengkar yang baik’. Tapi kalo nggak punya tehnik ini, pertengkaran bisa bikin 2 hal:
a. Nyimpen kemarahan dan sakit hati. Makin lama makin numpuk dan makin sakit.
b. Pelampiasan sama pasangannya dengan membabi-buta dan melukai.
Itu sebabnya banyak terjadi kasus perceraian di dalam pernikahan, soalnya nggak semua orang bisa bertengkar dengan baik.
Lebih baik menikah dengan siapa saja daripada jomblo selamanya.
Aduh salah lagi! Pernikahan yang gak bahagia itu pengalaman yang paling ngeri di muka bumi ini! Penuh dengan rasa terluka, tertolak, sakit hati, kebencian, dan juga banyak malam yang harus dilewatin tanpa bisa bobo dengan enak. Karena itu, terlambat (baca:bersabar) dapet PH (Pasangan Hidup) atau malah nggak dapet sama sekali masih jauh lebih baik daripada sebuah rumah tangga yang berantakan. Setuju?
Seks sebelum nikah, asal sama-sama suka nggak masalah.
J.D Unwin meneliti 88 kebudayaan besar (Romawi, Yunani, dsb) yang pernah ada di muka bumi selama ribuan tahun yang lalu, ternyata setiap kebudayaan itu selalu berkembang jadi besar waktu masih punya peraturan moral yang ketat tentang kehidupan seksual dalam masyarakatnya, tapi semua kebudayaan itu selalu hancur karena moralitas seksual masyarakatnya berubah setelah mereka maju.
Dari sini jelas bahwa seks bebas bukan hanya bisa bikin rusak pribadi/keluarga yang bersangkutan, tapi bakal bikin hancur suatu bangsa, bahkan survey udah buktiin bahwa sex bebas itu menghancurkan kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah ada di dunia.
Anak muda lebih mengerti dan bisa merasakan cinta daripada orang dewasa.
Kalo mau dibilang bener, kenyataannya 50% pernikahan muda berakhir dengan perceraian tahun-tahun belakangan ini. Aduh.. jadi ngeri, jomblo aja deh! Emang cinta ternyata nggak sesimple and segampang yang kita pikir, karena itu untuk yang urusan yang satu ini kita tetep harus mau:
· Banyak belajar dari Firman Tuhan, sebab semua prinsip yang kita perluin dalam hidup ini ada di situ.
· Mau denger nasehat hamba-hamba Tuhan yang berhasil dalam keluarga mereka.
· Mau mempertimbangkan segalanya dengan lebih matang, nggak sok yakin sendiri.
· Mau nguji setiap perasaan kita dengan waktu yang cukup di dalam Tuhan, nggak buru-buru ambil keputusan sebelum doa bener-bener.
· Mau tetap jaga standar kekudusan walau dibilang kuno.
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com
Wednesday, March 28, 2012
Cerpen: Gun, Roni dan Heri
Gun, Roni dan Heri
Oleh Jusin
Di suatu pagi.
“Oh, ya Her, ini hari Sabtu ya ?”
“Lha... kepala lu tuh isinya apa sih, nanya-nanya hari segala.”. Heri yang ditanyakan itu malah nyengir sambil ngejotos gundulnya Gun. “Udah, udah, ini kan udah pada taon baru, millenium ketiga lagi, selama dua millenium kalian dapat apa coba, ayo...?”, Rony menyela temannya dengan satu pertanyaan.
“Dapet golok, dapet celurit... buat ngebacok elo..., eh Ron, pertanyaan elo kok gila banget, emangnya lu udah pada hidup dua millenium, buyut elo aja kagak.”. Dengan antusiasnya Heri nendang pertanyaan Roni. “Ron, Her, hari ini hari Sabtu, kan?”, Gun mengulangi lagi pertanyaan konyolnya itu.
“Waduh Gun, iya bener lu kok ‘idola’ banget sekarang?”, Heri memotong pertanyaan Gun. “Ha...ha... idola, hi... hi... uhuk...uhuk... lho, idola apaan?”, Roni tersadar akan spontanitasnya. “Hi, ketawa! Gigi lu tuh nongol, kagak ngerti juga mulutnya selebar sangkakala.. eh ‘idola’ tuh udah idiot, dongok, lamban lagi... hi..hi...”. Heri dengan ketus menjawabnya juga.
“Begini Ron, Her, jam 9 nanti ada komsel di tempatnya Ita, gimana kalo kita ikutan?”, Gun menawarkan dengan mimik serius.
“Uih, Gun lu ini, nggak komsel-lah, KKR-lah, persekutuan.. jalan trus, kapan sih lu nikmatin dunia ini? Buat gue sih, ke gereja hari minggu doang udah cukup. Kita-kita kan perlu happy-happy juga.” Heri menolak tanpa basa-basi.
“Kalao elo gimana Ron?”, Gun beralih ke Roni.
“Gimana ya... gua mikir dulu deng....”
“Wah, elo mau jadi pendeta Ron.! Oh ya, hari ini gue mo ke nge-pantai bareng temen sekosan, kebetulan ceweknya kelebihan satu, mau ikut nggak?”
“Wah... oce punya tuh... kalo gitu sorry nih Gun, gua lain kali aja ikut lu ke komsel.” Roni akhirnya tergugah.
“Up to you, Ron, God Bless You.”, jawab Gun sambil berpisah di persimpangan.”
“Her... kita naik apa ke pantainya?”.
“Tenang aja Ron, ada temen yang support semuanya, kita tinggal ikutan dah, pokoke... dijamin puas.”.
***
Roni terlihat merenung. Tubuhnya lesu, kurus kering, mata cekung dan nggak ada gairah. Roni yang terbawa arus dengan lifestylenya Heri, akhirnya ia terjerumus dengan pergaulan yang tidak dapat ia tolerir lagi. Mulai dari narkoba, freesex, berjalan tanpa sepengetahuan keluarganya.
“Ron, lu kok jadi pendiam sekarang, nggak cerah seperti dulu?”, pertanyaan Gun mengusik lamunan Roni.
“Gue nggak tau lagi harus ngomongin apa ama lu, gue lagi be-te nich, gue pengen nyendiri”, Roni menjawab dengan lesu.
“Ron, sepertinya lu lagi ada problem, bagi-bagi ke kita dong, siapa tau gua bisa nolongin elu”, perhatian Gun akhirnya tersalurkan.
“Gak mungkin lagi Gun, gua udah hancur, gua gak bisa nolaknya lagi, memang hati gua sich bilang jangan, tapi..ah.....”
“Lu ditolak ama cewek Ron, atau....”
“Bukan...”
Gun mereka-reka apa sebenarnya masalah Roni yang masih mengambang di benaknya dan tanpa ambil pusing lagi, Gun akhirnya teringat akan sesuatu yang sangat penting.
“Oh, ya Ron... lu khan lagi be-te, udah deh lu maen ke kosan gua entar malem, kita ngobrol banyak!” Gun berharap akan idenya diterima Roni.
“Iya deng.. daripada gua nambah stress, gua ke sana deh!”
... Terima kasih Tuhan Yesus, doa Gun dalam hati....
***
.....Walaupun dosamu merah seperti buah kirmizi, akan putih seperti salju, ..... Marilah kepadaKU semua yang letih lesu...Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini... Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil dan akan mengampuni segala dosa kita... Tetapi semua orang yang menerimaNya, diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah...
Gun membacakan beberapa ayat setelah mereka mengobrol panjang lebar di kamar kosnya. Malam yang indah itu adalah malam yang paling istimewa dalam kehidupan Roni, saat itu Roni datang dengan hati yang hancur penuh penyesalan dan akhirnya berikrar bahwa Yesus adalah Raja dalam hidupnya.
Berkat dan kasih karunia yang telah ia terima ia bagi-bagi dan ceritakan buat Gun dan temen-temen mereka yang lain. Roni sangat bersyukur dan ia belum terlambat untuk kembali, dan ia menyadari bahwa hidupnya merupakan perpanjangan kasih karunia itu kepada orang lain.
***
“Halo Heri, apa kabar? Eh, gimana kalo entar sore gua maen ke rumah elu, gua mo ceritain sesuatu sama elu...” sapa Roni ketika ia berbicara dengan Heri di telpon. Satu jiwa menanti untuk diselamatkan. (Js)
Pengirim: Jusin Bandar lampung
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com