Friday, December 27, 2013

JALAN 2 MIL

JALAN 2 MIL
Oleh: Pdt. Philip Mantofa, Bre.

Untuk apa kita kerja? Atau kalau kita masih sekolah: Untuk apa kita sekolah? Pertanyaan semacam ini selalu terlontar, apalagi jika hal itu merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Siapapun kita, dan apapun yang kita lakukan sekarang, pastikan kita tidak melakukannya cuma karena sekedar kewajiban. Jika kita melakukannya dengan benar, maka hidup kitapun akan benar karena apa yang kita lakukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita, termasuk pekerjaan dan studi kita.
               
Matius 5:41 berkata, “Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil”. Ada tiga point penting yang perlu kita perhatikan dari ayat ini.

1.        “Memaksa engkau”
Pertanyaan yang muncul adalah siapakah yang memaksa kita berjalan 1 mil? Yang memaksa kita sesungguhnya bukanlah manusia, bukan pula Iblis (karena Tuhan tidak mungkin menyuruh kita berjalan bersama iblis). Roh Kudus-lah yang ‘memaksa’ kita untuk melakukan pekerjaan atau studi kita, karena itu merupakan panggilan hidup kita.

Tapi justru karena Roh Kudus yang meminta kita melakukan kewajiban kita, kita tidak boleh merasa terpaksa melakukannya. Pekerjaan dan studi tidak boleh menjadi paksaan dan siksaan dalam hidup kita. Banyak dari kita yang secara tubuh ada di tempat kerja atau di sekolah, tetapi hati kita di tempat lain. Waktu kita kerja atau sekolah, mungkin hati kita malah ada di pelayanan gereja, ini tetap salah karena gereja punya perannya sendiri dalam hidup kita. Gitu juga sebaliknya. Sesungguhnya antara kerja, sekolah, gereja adalah sama-sama pelayanan, tetapi dalam fungsi dan bentuk yang berbeda. Jika kita gagal menerima pewahyuan ini, berkat Tuhan tidak bisa mengalir. Bukan berarti juga kita harus gila kerja atau gila studi, karena Tuhan menghendaki kita tetap berjalan tanpa harus jatuh ke kanan maupun ke kiri.
                               
Seringkali kita merasa stress dengan kewajiban-kewajiban kita. Tuhan tidak pernah memberi pekerjaan yang lebih besar daripada apa yang kita dapat tanggung. Pekerjaan yang besar pasti DIA sertai dengan kasih karunia yang besar. Stress timbul dari rasa takut dan kuatir kita yang tidak realistis. Belajarlah untuk bersukacita dalam pekerjaan atau studi kita. Tuhan yang memanggil kita untuk melakukannya dan kita harus percaya bahwa DIA turut campur dalam apa yang kita kerjakan.

2.        “Berjalanlah bersama dia”
Libatkan Roh Kudus dalam kantor atau sekolah kita. Cara untuk berjalan bersama Roh Kudus dimulai dari bagaimana kita memulai hari kita. Kita perlu menyediakan waktu dengan cara bangun lebih pagi untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Sekalipun mungkin kita tidak mendengar apa-apa, roh kita tenang dekat DIA dan ada damai sejahtera. Jika kita memulai hari dengan terburu-buru tanpa menyerahkan roh kita kepada Roh Kudus, apapun yang kita lakukan hari itu tidak akan efektif dan kita akan lebih mudah terserang stress. Setiap tantangan  dan masalah yang ada terlihat besar dan kita seperti belalang karena kita tidak pakai kacamata-nya Tuhan. Bersama dengan Roh Kudus, setiap masalah selalu ada dalam kapasitas kita untuk diselesaikan, sehingga kita bisa berkata “... kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat 6:34).

3.        Dua mil
Ayat itu tidak berhenti hanya sampai di mil pertama. Ada mil kedua yang juga merupakan bagian kita. Kita tidak boleh hanya bersukacita di mil 1 karena kedua mil ini bukanlah pilihan, melainkan janji Tuhan dan kita perlu untuk claim janjiNya. Mil kedua adalah membagi kasih Tuhan di tempat kerja atau di sekolah kita. Entah itu berupa pesan Injil, ngajak ikut retreat atau sekedar membagikan brosur tentang sebuah KKR, yang penting adalah mengajak mereka yang terhilang atau yang mundur untuk kembali kepada Tuhan. Mil kedua adalah amanat agung kita, yaitu memenangkan jiwa-jiwa. Tidak cukup bagi kita untuk hanya meminta disertai Tuhan dalam kewajiban kita, tetapi sampai menjadi teladan, bangkit dan bersinar terang disana. Jangan hanya sekedar sukacita dalam mil pertama, tetapi harus sampai hidup kita berdampak dan menjadi sebuah kesaksian terbuka bagi orang yang belum mengenal Tuhan. Sampaikanlah sukacita kita kepada mereka sehingga hidup mereka berubah secara kekal karena mereka mengenal kita. Inilah panggilan injil kita.

Berjalanlah dalam mil pertama dengan sukacita. Namun jangan berhenti disana. Prioritas kita adalah Kerajaan Surga. Oleh karena itu, kita harus teruskan sampai mil kedua. Jangan tunggu sampai kita sempurna di mil pertama baru mau bergerak ke mil kedua. Minta penyertaan Tuhan dan tanya kepada Tuhan kapan waktu yang tepat untuk bergerak kesana. Tanpa kita sadari, iman kita mulai dibawa Tuhan ke level yang lebih lagi karena kita berani bergerak sampai ke mil kedua.



Pdt Philip Mantofa BRE adalah wakil gembala sidang Sinode Gereja Mawar Sharon, Surabaya. Beliau menikah dengan Irene Saphira dan mempunyai 3 anak, Vanessa, Jeremy dan Warren.



9 BINATANG YANG GAK POPULER DI ALKITAB



Sebutin nama binatang yang ada di Alkitab! ‘Rajawali!’, ‘Singa!’, ‘Merpati!’, ‘Naga!’. Hah, ada naga di Alkitab? Hehehe, makanya baca Alkitab yang teliti. Binatang di Alkitab itu bukan cuma rajawali, singa, merpati doang. Masih ada banyak binatang lain yang ‘kurang populer’. Nah di edisi kali ini yuk kita sama-sama liat binatang-binatang apa aja itu. (dp)



1. Cicak
“Cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.”  (Amsal 30:28)

Di Alkitab nama cicak cuma disebutin sekali doang. Tapi biar cuma sekali, bukan artinya gak penting loh. Tetap ada yang bisa kita pelajari dari binatang yang satu ini. Sampe-sampe si raja hikmat Salomo juga belajar dari binatang kecil ini. Dia bilang kalo cicak itu ‘fleksibel’ en mudah masuk ke mana aja, dari gubuk sampe istana presiden juga ada cicaknya. Kita juga harus kayak cicak, bisa diterima di kalangan manapun untuk kepentingan kemuliaan Tuhan.

FYI:  Taukah kamu, dalam terjemahan lama dan King James Version, binatang ini bukan cicak tapi spider (laba-laba).

2. Semut
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak (Amsal 6:6)

Binatang apa yang terkenal paling rajin? Pasti semua tau: semut! Bentuknya kecil, tapi di mata kita, semut itu ‘besar’ karena mereka bisa mengajari kita tentang kerajinan dan kebijaksanaan. :Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas (Amsal 30:25) 

3. Keledai
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zakharia  9:9)

Buat kita yang ada di Indonesia, keledai mungkin termasuk hewan aneh, ajaib, langka, en gak populer. Tapi di zaman Alkitab keledai itu termasuk salah satu binatang penting. Ya buat jadi ternak, ya buat jadi kendaraan, ya buat jadi kuli angkut. Makanya gak heran kalo keledai sampe disebutin 123 kali di Alkitab! Di jaman Yesus, keledai ialah kendaraan Yesus waktu Dia dielu-elukan orang banyak. Keledai yang hina jadi ikutan kebawa ‘mulia’ karena ditunggangi sang Raja Mulia. Menggambarkan kita yang hanyalah hamba, kendaraan, atau alat yang dipake olehNya agar Dia dielu-elukan, bukan kita.

4. Anjing
“Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.” (Filipi  3:2)

Anjing emang jarang disebut-sebut di khotbah-khotbah atau di lagu rohani. Tapi bukan artinya anjing gak ada di Alkitab. Anjing disebut 46 kali di Alkitab, 23 kali anjing dipake buat gambarin sesuatu yang kotor, najis, ato berdosa. Emang kayaknya udah nasib anjing, dari zaman Alkitab sampe sekarang, anjing selalu aja jadi ‘kambing hitam’ buat sesuatu yang jelek-jelek. Jadi jangan mau jadi kayak anjing yang jelek  ya! Hehe..

5. Babi
“Seperti anting-anting emas di jungur babi, demikianlah perempuan cantik yang tidak susila.” (Amsal  11:22)

Siapa yang gak tau babi? Binatang yang jorok tapi enak kalo dijadiin makanan ini, juga ‘kurang terkenal’ dibandingin sama trio rajawali, singa, merpati. Tapi bukan artinya babi gak pernah disebut-sebut di Alkitab. Biar babi katanya identik sama sesuatu yang jorok, dari 23 kali ‘pemunculannya’ di Alkitab cuma 3 kali dia diidentikkan sama sesuatu yang jorok. Selebihnya babi itu muncul kalo gak dalam konteks makanan (hmmm sedap), atau dalam konteks netral (maksudnya ngomongin binatang). Babi menggambarkan manusia yang berkubang dengan dosa yang mudah dihinggapi iblis (baca Matius 8:31).

6. Burung gagak
“Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!” (Lukas  12:24)

Burung gagak emang gak secantik rajawali. Bulunya hitam, sukanya makan bangkai. Makanya gak heran kalo gak ada lirik lagu rohani yang mau pake burung gagak, semuanya selalu pake rajawali. Tapi biar kalah terkenal sama rajawali, Tuhan masih punya ‘tempat’ buat burung gagak di Alkitab. Buktinya aja burung gagak sampe disebutin 10 kali di Alkitab. Bahkan di Lukas, Tuhan menggunakan burung gagak sebagai perbandingan dengan manusia, menunjukan betapa Tuhan selalu memelihara manusia. So, jangan kita kuatir ya, Tuhan selalu pelihara kita.

7. Burung nasar
Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar." (Lukas  17:37)

Kasian deh nasib burung nasar. Secara garis kekeluargaan, dia itu masih termasuk saudara dekat rajawali. Tapi kalo soal keterkenalan dia kalah sama rajawali. Malah di Alkitab namanya cuma disebutin 4 kali doang, en semuanya di Perjanjian Baru lagi, Lukas 17:37, Wahyu 3:7, Wahyu 8:13, Wahyu 12:14. Burung nasar adalah burung pemakan bangkai, menggambarkan orang yang menyukai hal-hal yang busuk. Hiiiiy! Jangan sampe deh kita selalu berkerumun kalo ada yang ‘busuk’, kelompok pencemooh, suka bergosip dan memasukkan hal-hal ‘busuk’ dalam pikiran dan hati kita.

8. Cacing
“Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu." (Yesaya  14:11)

Zaman dulu, cacing sempat jadi seleb di gereja. Soalnya dia suka disebut-sebut di doa, kayak gini, ‘Apakah kami ini Tuhan, kami bagai cacing yang tidak berarti.’ Hehe. Tapi anehnya dari 3 kali ‘pemunculannya’ di Alkitab, cuma sekali doang, dia disebut sebagai binatang yang gak berharga, di Yesaya 41:14.

9. Pelanduk
“Pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu” (Amsal 30:26)

Tau pelanduk? Waktu kecil mungkin kita sering denger cerita si kancil yang nakal yang suka nyuri ketimun, atau si kancil yang cerdik yang bisa nipu buaya. Nah si kancil itu ternyata bukan cuma ada di cerita doang. Di Alkitab juga si kancil muncul, tapi namanya beda. Kalo di Alkitab namanya jadi pelanduk, en cuma disebutin 3 kali di Alkitab, di Imamat 11:5, Mazmur 104:18, Amsal 30:26. Di Amsal, pelanduk disebut sebagai binatang yang lemah tapi cekatan. Jadi kita sebagai manusia juga harus cekatan en rajin, jangan hanya gara-gara kita dianggap orang yang ‘lemah’ lalu jadi malas.


BINATANG GAK POPULER LAINNYA DI ALKITAB
Lebah
Ngggg... nggggg... Awas ada lebah! Awas disengat! Tapi dari 5 kali disebut-sebut di Alkitab, gak ada satupun ayat yang ngomongin tentang lebah yang suka nyengat. Ulangan 1:44, Hakim-hakim 14:8, Mazmur 19:11, Mazmur 118:12, Yesaya 7:18.

Ulat
Biasanya kita cuma tau ulat di pelajaran Biologi doang, tentang metamorfosis kupu-kupu. Tapi kita gak ngeh kalo ulat juga ada di Alkitab. Lumayan banyak lagi, ada 10 kali ulat disebut-sebut di Alkitab. 

Kelinci
Dari dua kali disebutin di Alkitab, kelinci selalu dihubungin sama makanan yang gak halal, alias haram. Coba aja baca Imamat 11:6,Ulangan 14:7.

Bagal
Kita mungkin belum pernah dengar apa sih bagal itu. Karena belum pernah dengar itu, makanya bagal jadi kurang terkenal. Padahal zaman dulu bagal itu binatang terhormat, dia selalu jadi hewan tunggangan raja en keluarganya (2 Samuel 18:9, 1 Raja-raja 1:33). Makanya dia sampe disebut 15 kali di Alkitab. Btw, bagal itu hasil kawin silang kuda sama keledai.

Naga  
Sampe sekarang, masih jadi perdebatan apa naga itu beneran atau cuma hasil imajinasi orang doang. Tapi yang pasti di Alkitab, naga itu disebut-sebut. En bukan cuma sekali dua kali doang, tapi sampe 22 kali. Malah kalo kita liat dari bahasa aslinya, naga itu bisa juga diterjemahin sebagai binatang-binatang laut yang besar (Kejadian 1:21). Kemungkinan besar adalah sebutan untuk binatang sejenis  dinosaurus.

Monday, December 23, 2013

SIBUK MERENCANAKAN HIDUP



SIBUK MERENCANAKAN HIDUP
Mempersiapkan diri, mengejar mimpi, berusaha dan terencana adalah suatu hal yang wajib kita pelajari dan terus kita kembangkan. Tapi kita juga harus sadar bahwa Tuhanlah yang menentukan keberhasilan kita. Karena itu jangan terus memaksa dirimu, ada kalanya kita perlu belajar untuk slow down sedikit dan ngeflow. Tentu saja karena kita tau, Tuhan ada di belakang layar kehidupan kita.

Mungkin kehidupan kita saat ini gak bikin kita bahagia. Rencana-rencana kok kayaknya gagal mulu. Jalan rasanya kok seperti ditutup. Mimpi rasanya jauuuuuh dari kenyataan. Jangan stres en depresi. Inget kalo Tuhan pegang kendali. Memang kita harus melakukann apa yang menjadi bagian kita, but beyond that Tuhan lebih tau apa yang terbaik buat kita. Kadang jalan Tuhan tutup lantaran Tuhan ingin melindungi kita dari bahaya. Dan yakinlah kalo Dia pasti bukakan pintu lain yang lebih baik di waktu yang paling baik. Percaya?

Kalo pengen jadi anak muda yang selalu lebih baik dari hari ke hari, penting banget buat kita ngerti kalo Tuhan memegang kendali atas kehidupan kita. Kadang kita terlalu kuatir dalam hidup. Kita harus belajar untuk menyerahkannya pada Tuhan. “Yesus aku mempercayaiMu. Aku percaya Engkau memegang kendali. Aku percaya Engkau sedang bekerja dalam hidupku dan berjalan di depanku. Membuat jalan-jalanku jadi lurus dan membuatku berada di tempat yang tepat di waktu yang tepat!”

EGOIS DIKIT LAH!
Sebagai orang Kristen kita diajar supaya jadi berkat, jadi jawaban buat orang lain, jadi garam en terang dunia. Tapi kadang saking semangatnya kita sama semua itu, kita sampe suka lupa sama diri sendiri.

Maksudnya gini, karena saking semangatnya jadi garam en terang dunia kita berusaha bikin semua orang bahagia. Kita lakuin semua yang kita bisa buat orang lain. Ada orang kesusahan kita tolong. Ada orang kurang uang, kita kasih uang. Ada orang gak punya baju, kita kasih baju kita.

Kita boleh nolongin orang. Kita boleh jadi berkat buat orang. Tapi jangan sampe apa yang kita lakuin itu malah membuat kita menderita. Ya emang kita mesti harus jadi seperti Yesus. Yesus emang menderita demi kita. Tapi penderitaan Yesus itu gak sia-sia, karena Dia tau pasti apa yang Dia lakuin en apa yang Dia bakal dapat dari pengorbananNya itu.

Kita? Kadang kita berkorban buat orang lain, tapi ujung-ujungnya malah kita yang menderita. Bukannya jadi berkat, malah kita yang perlu diberkati. So supaya kita gak gitu, kita mesti egois dikit. Dikit aja. Jangan banyak-banyak. Prioritas utama dalam hidup kita mestinya adalah menjaga diri kita sendiri baru mikirin orang lain.

Kita harus nyadar kalau gak semua orang bakal puas sama apa yang kita lakuin sama mereka. Gak peduli seberapa bagusnya, sempurnanya, baiknya, rohaninya kita, tetap aja ada orang yang gak puas sama apa yang kita lakuin. Kita gak bisa bikin semua orang senang sama kita.

So pesannya cuma satu, sebelum memberkati orang lain, pastikan kita juga udah diberkati lebih dulu.  Karena kita gak bisa ngasih sesuatu sama orang apa yang gak kita punya.

Mental anak kecil
Hal kedua yang mesti kita perhatiin kalau kita mau berkati orang adalah perhatiin mental orang yang bakal kita berkati. Ada orang-orang tertentu yang punya mental anak kecil. Maksudnya ada orang (dewasa) tapi sifatnya kayak anak kecil. Mereka pengennya dikasih aja, kalau gak dikasih ngamuk.

Kita mesti ati-ati sama orang kayak gini. Orang kayak gini gak akan pernah puas. Kalau berhadapan sama orang kayak gini, kita mesti tegas. Kita bisa berkati mereka, tapi jangan berlebihan. Jangan biarin mereka mengendalikan hidup kita.

Misalnya ada orang yang hobinya minjem duit aja. Gak peduli berapa banyak uang yang kita kasih pinjem sama dia, tetap aja besoknya dia minjem duit lagi sama kita. Orang kayak gini ini perlu kita serahin sama Tuhan. Biar Tuhan yang berurusan sama mereka. Bukannya kita lepas tanggung jawab atau gak mau jadi berkat, tapi emang orang kayak gini bakal bikin kita menderita terus.

Mental Tuhan
Kadang ita juga mesti berenti punya ‘mental Tuhan’. Maksudnya kadang kita merasa kalau kita itu sebagai orang Kristen itu kita harus selalu jadi jawaban buat semua masalah yang kita temui. Padahal siapa sih kita? Kita itu ‘kan cuma manusia. Emang Tuhan nyuruh kita buat jadi jawaban en berkat buat sekeliling kita. Tapi gak semua masalah mesti kita yang tanganin dong. Bisa tepar (tewas terkapar) nantinya...

Berentilah selalu jadi Tuhan buat orang-orang di sekeliling kita. Mulai sadari kalau kita gak bisa kasih jawaban buat semua orang. Kalau kita maksa buat jadi jawaban buat semua orang yang ada di sekitar kita, kita bakalan cape sendiri. Kita bakal kehilangan sukacita kita. Kita bakal kehilangan tujuan en panggilan hidup kita. Padahal kehendak Tuhan yang utama buat hidup kita adalah supaya kita menikmati hidup yang udah Dia kasih buat kita. Bersukacita dalam panggilanNya. Bukan buat menderita karena berusaha jadi Tuhan buat orang sekeliling kita. 

JANGAN PIKUL SALIB ORANG!
Weits, jangan langsung mikir yang gak gak ya pas baca judul itu. Sebagai orang Kristen emang Tuhan nyuruh kita buat pikul salib kita. En emang kita harus pikul salib yang udah Tuhan taruh dalam hidup kita.

Tapi, ada salib-salib tertentu yang gak usah kita pikul. Kenapa? Soalnya salib ini bukan dari Tuhan, tapi dari manusia, atau yang lebih parah lagi dari si iblis. Loh kok bisa? Ya bisalah. Emang Tuhan aja yang bisa kasih salib sama kita?

Sejak dekat sama Ana, hidup Anton menderita banget. Dia keliatan lebih cape dari sebelumnya. Kenapa bisa? Soalnya Anton sedang misi memenangkan jiwa Ana. Tapi ternyata misi itu gak semudah yang dia bayangin. Dia harus berkorban waktu, tenaga, uang, sementara Ana kayaknya gak ada perubahan. Anton mikir kalau itu yang namanya bayar harga. Gak apa berkorban dikit, asal satu jiwa diselamatkan.

Tapi yang Anton gak tau sebenarnya Ana itu gak pengen kenal Tuhan. Dia merasa udah puas sama hidupnya yang sekarang en gak merasa butuh Tuhan. Itu udah keputusan finalnya en gak ada yang bisa merubahnya (keculai Tuhan sendiri kalee...)

Nah orang kayak Ana ini yang GF! sebut salib yang gak perlu dipikul. Ngapain kita nolongin orang yang emang gak mau ditolongin? Cape-capein diri sendiri aja.

Kalau mau jujur orang kayak Anton ini banyak banget. Ada orang yang belajar mati-matian, karena mereka pikir itulah salib yang mesti mereka pikul, tapi sebenarnya mereka melakukan hal itu karena merasa gak enak sama ortunya.

Ada orang yang sibuk pelayanan di gereja sampe lupa sama keluarganya, karena mereka pikir itu adalah harga yang mesti dibayar buat mengikut Tuhan. Tapi sebenarnya mereka melakukan itu karena mereka gak enak sama orang Kristen lain, kalau gak pelayanan nanti dibilang apa.

Ada orang yang selalu baik sama orang karena merasa itulah salibnya sebagai orang Kristen. Ada orang minta uang, dikasih. Orang minta apa, dikasih. Itu sih bukan memikul salib namanya, tapi diporotin.     

Guys, kita mesti ati-ati dalam memikul salib. Gak semua beban yang ada di depan mata kita adalah salib kita. Kita mesti cek dulu. Ada cara gampang buat ngecek apakah beban yang kita pikul selama ini emang salib kita atau bukan.

Caranya:

1.        Tanya sama diri kita sendiri, kenapa kita melakukan semua ini? Apa karena emang Tuhan atau karena ada hal lain? Salib itu selalu datangnya dari Tuhan. Jadi pastikan kita melakukan semuanya itu karena cinta kita sama Dia.

2.        Salib itu berkaitan sama panggilan kita. Jadi pastiin waktu kita udah tau dulu panggilan kita. Jangan apa-apa langsung bilang ‘Ini salibku!’ terus kita pikul salib yang bukan salib kita. Cari tau dulu apa panggilan kita, masuk di dalamnya, baru pikul salibnya.

Kenapa penting banget buat kita pikul salib yang tepat? Supaya kita gak kehilangan sukacita kita. Ngapain juga kita cape-cape pikul salib yang salah, abisin waktu, energi, tenaga, hasilnya? Nol. Jadi pastikan kita memikul salib yang tepat. (dp)