Friday, December 27, 2013

JALAN 2 MIL

JALAN 2 MIL
Oleh: Pdt. Philip Mantofa, Bre.

Untuk apa kita kerja? Atau kalau kita masih sekolah: Untuk apa kita sekolah? Pertanyaan semacam ini selalu terlontar, apalagi jika hal itu merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Siapapun kita, dan apapun yang kita lakukan sekarang, pastikan kita tidak melakukannya cuma karena sekedar kewajiban. Jika kita melakukannya dengan benar, maka hidup kitapun akan benar karena apa yang kita lakukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita, termasuk pekerjaan dan studi kita.
               
Matius 5:41 berkata, “Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil”. Ada tiga point penting yang perlu kita perhatikan dari ayat ini.

1.        “Memaksa engkau”
Pertanyaan yang muncul adalah siapakah yang memaksa kita berjalan 1 mil? Yang memaksa kita sesungguhnya bukanlah manusia, bukan pula Iblis (karena Tuhan tidak mungkin menyuruh kita berjalan bersama iblis). Roh Kudus-lah yang ‘memaksa’ kita untuk melakukan pekerjaan atau studi kita, karena itu merupakan panggilan hidup kita.

Tapi justru karena Roh Kudus yang meminta kita melakukan kewajiban kita, kita tidak boleh merasa terpaksa melakukannya. Pekerjaan dan studi tidak boleh menjadi paksaan dan siksaan dalam hidup kita. Banyak dari kita yang secara tubuh ada di tempat kerja atau di sekolah, tetapi hati kita di tempat lain. Waktu kita kerja atau sekolah, mungkin hati kita malah ada di pelayanan gereja, ini tetap salah karena gereja punya perannya sendiri dalam hidup kita. Gitu juga sebaliknya. Sesungguhnya antara kerja, sekolah, gereja adalah sama-sama pelayanan, tetapi dalam fungsi dan bentuk yang berbeda. Jika kita gagal menerima pewahyuan ini, berkat Tuhan tidak bisa mengalir. Bukan berarti juga kita harus gila kerja atau gila studi, karena Tuhan menghendaki kita tetap berjalan tanpa harus jatuh ke kanan maupun ke kiri.
                               
Seringkali kita merasa stress dengan kewajiban-kewajiban kita. Tuhan tidak pernah memberi pekerjaan yang lebih besar daripada apa yang kita dapat tanggung. Pekerjaan yang besar pasti DIA sertai dengan kasih karunia yang besar. Stress timbul dari rasa takut dan kuatir kita yang tidak realistis. Belajarlah untuk bersukacita dalam pekerjaan atau studi kita. Tuhan yang memanggil kita untuk melakukannya dan kita harus percaya bahwa DIA turut campur dalam apa yang kita kerjakan.

2.        “Berjalanlah bersama dia”
Libatkan Roh Kudus dalam kantor atau sekolah kita. Cara untuk berjalan bersama Roh Kudus dimulai dari bagaimana kita memulai hari kita. Kita perlu menyediakan waktu dengan cara bangun lebih pagi untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Sekalipun mungkin kita tidak mendengar apa-apa, roh kita tenang dekat DIA dan ada damai sejahtera. Jika kita memulai hari dengan terburu-buru tanpa menyerahkan roh kita kepada Roh Kudus, apapun yang kita lakukan hari itu tidak akan efektif dan kita akan lebih mudah terserang stress. Setiap tantangan  dan masalah yang ada terlihat besar dan kita seperti belalang karena kita tidak pakai kacamata-nya Tuhan. Bersama dengan Roh Kudus, setiap masalah selalu ada dalam kapasitas kita untuk diselesaikan, sehingga kita bisa berkata “... kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat 6:34).

3.        Dua mil
Ayat itu tidak berhenti hanya sampai di mil pertama. Ada mil kedua yang juga merupakan bagian kita. Kita tidak boleh hanya bersukacita di mil 1 karena kedua mil ini bukanlah pilihan, melainkan janji Tuhan dan kita perlu untuk claim janjiNya. Mil kedua adalah membagi kasih Tuhan di tempat kerja atau di sekolah kita. Entah itu berupa pesan Injil, ngajak ikut retreat atau sekedar membagikan brosur tentang sebuah KKR, yang penting adalah mengajak mereka yang terhilang atau yang mundur untuk kembali kepada Tuhan. Mil kedua adalah amanat agung kita, yaitu memenangkan jiwa-jiwa. Tidak cukup bagi kita untuk hanya meminta disertai Tuhan dalam kewajiban kita, tetapi sampai menjadi teladan, bangkit dan bersinar terang disana. Jangan hanya sekedar sukacita dalam mil pertama, tetapi harus sampai hidup kita berdampak dan menjadi sebuah kesaksian terbuka bagi orang yang belum mengenal Tuhan. Sampaikanlah sukacita kita kepada mereka sehingga hidup mereka berubah secara kekal karena mereka mengenal kita. Inilah panggilan injil kita.

Berjalanlah dalam mil pertama dengan sukacita. Namun jangan berhenti disana. Prioritas kita adalah Kerajaan Surga. Oleh karena itu, kita harus teruskan sampai mil kedua. Jangan tunggu sampai kita sempurna di mil pertama baru mau bergerak ke mil kedua. Minta penyertaan Tuhan dan tanya kepada Tuhan kapan waktu yang tepat untuk bergerak kesana. Tanpa kita sadari, iman kita mulai dibawa Tuhan ke level yang lebih lagi karena kita berani bergerak sampai ke mil kedua.



Pdt Philip Mantofa BRE adalah wakil gembala sidang Sinode Gereja Mawar Sharon, Surabaya. Beliau menikah dengan Irene Saphira dan mempunyai 3 anak, Vanessa, Jeremy dan Warren.



No comments:

Post a Comment